Sumber: id.wikipedia.org
Perbedaan
antara ilmu, rekayasa, dan teknologi
tidaklah selalu jelas. Ilmu adalah penyelidikan bernalar atau pengkajian fenomena, ditujukan untuk menemukan
prinsip-prinsip yang melekat di antara unsur-unsur dunia fenomenal dengan
membekerjakan teknik-teknik formal seperti metode ilmiah. Teknologi tidak mesti hasil ilmu
semata-mata, oleh karena teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas, kebergunaan, dan keselamatan.
Rekayasa
adalah proses berorientasi tujuan dari perancangan dan pembuatan peralatan dan
sistem untuk mengeksploitasi fenomena alam dalam konteks praktis bagi manusia,
seringkali (tetapi tidak selalu) menggunakan hasil-hasil dan teknik-teknik dari
ilmu. Pengembangan teknologi dapat dilukiskan pada banyak ranah pengetahuan,
termasuk pengetahuan ilmiah, rekayasa, matematika, linguistika, dan sejarah, guna mencapai suatu hasil yang
praktis.
Teknologi
seringkali merupakan konsekuensi dari ilmu dan rekayasa — meskipun teknologi
sebagai kegiatan manusia seringkali justru mendahului kedua-dua ranah tersebut.
Misalnya, ilmu dapat mengkaji aliran elektron di dalam penghantar
listrik, dengan
menggunakan peralatan dan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan
yang baru ditemukan ini kemudian dapat digunakan oleh para insinyur dan teknisi
untuk menciptakan peralatan dan mesin-mesin baru, seperti semikonduktor, komputer, dan bentuk-bentuk teknologi
tingkat lanjut lainnya. Dalam cara pandang seperti ini, para ilmuwan dan
rekayasawan kedua-duanya dapat dipandang sebagai "teknolog";
ketiga-tiga ranah ini seringkali dapat dipandang sebagai satu untuk tujuan
penelitian dan referensi.
Hubungan
pasti antara ilmu dan teknologi secara khusus telah diperdebatkan oleh para
ilmuwan, sejarawan, dan pembuat kebijakan pada penghujung abad ke-20,
sebagiannya karena debat dapat mengabarkan pembiayaan ilmu dasar dan ilmu
terapan. Dalam kebangkitan setelah Perang Dunia II, misalnya, di Amerika Serikat
terdapat anggapan yang meluas bahwa teknologi hanyalah "ilmu terapan"
dan untuk mendanai ilmu dasar adalah dengan cara menuai hasil-hasil teknologi
pada waktunya. Artikulasi filsafat ini dapat ditemukan secara eksplisit di dalam
risalah yang ditulis Vannevar
Bush mengenai
kebijakan ilmu pascaperang, Science—The Endless Frontier:
"Produk-baru, industri baru, dan lebih banyak lapangan kerja memerlukan
tambahan pengetahuan sinambung akan hukum-hukum alam... Pengetahuan baru yang
esensial ini dapat diperoleh hanya melalui penelitian ilmiah dasar."
Tetapi, pada akhir dasawarsa 1960-an, pandangan ini muncul dilatarbelakangi
oleh serangan langsung, memimpin ke arah berbagai inisiatif untuk mendanai ilmu
untuk tujuan tertentu (inisiatif-inisiatif ini ditolak oleh komunitas ilmiah).
Isu tersebut masih diperdebatkan—meskipun sebagian besar analis menolak model
bahwa teknologi hanyalah hasil dari penelitian ilmiah.
Sejarah
Perkembangan
teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi.
Secara
etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan
suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip
atau metode dan seni. Istilah
teknologi sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam
sebuah buku berjudul Teknologi: Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar